Skip to main content

Komentar atas Madilog (Bab Filsafat)

Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...

30hari30film: God Bless Ozzy Osbourne (2011)

8 Ramadhan 1434 H


Penggemar heavy metal manapun tentu saja tidak ada yang tidak kenal dengan Ozzy Osbourne. Bersama dengan band yang ia bentuk di akhir tahun 60an, Black Sabbath, ia menjelma menjadi Godfather of Heavy Metal. Tidak hanya disebabkan oleh suaranya yang khas dan aksi panggungnya yang spektakuler, Osbourne juga terkenal karena kehidupan di luar panggungnya yang kontroversial. Ia dikenal sebagai bintang rock yang akrab dengan alkohol, obat-obatan, dan perempuan. Osbourne, dalam film dokumenter tentangnya yang berjudul God Bless Ozzy Osbourne (2011) mengatakan bahwa ia sering sekali lupa akan apa yang sudah ia lakukan di panggung akibat konsumsi obat yang berlebihan. Osbourne baru mengetahuinya setelah ia melihat rekaman dirinya sendiri pasca naik pentas.   

Namun God Bless Ozzy Osbourne yang disutradarai oleh Mike Fleiss dan Mike Piscitelli -yang disebut tinggal bersama Osbourne selama dua tahun demi merampungkan filmnya- ini bukan hendak semata-mata menampilkan sisi kontroversial ataupun kedigjayaan sang superstar. Film ini justru hendak menampilkan sisi manusiawi si "pemakan kelelawar" dengan menempatkan segala perilakunya di tengah-tengah pandangan rekan-rekan dan keluarganya. Osbourne, yang mengaku berada di "top of the world" sejak usia 23, ternyata dipandang sebagai orangtua yang gagal oleh kedua anak dari istri pertamanya. Osbourne juga, di mata beberapa rekannya, dianggap sebagai orang yang berkali-kali lolos dari kematian meskipun nyawanya ada di ujung tanduk oleh sebab dosis obat-obatan yang ia konsumsi.  

Ozzy Osbourne, yang berusia 63 tahun ketika film dokumenter tersebut dirilis, masih tetap aktif di atas panggung tanpa mengurangi citranya sebagai seorang bintang rock yang identik dengan "sisi gelap kehidupan" Namun lewat God Bless Ozzy Osbourne, kita diajak untuk mengetahui bahwa di balik kultus individu akan dirinya, Osbourne adalah manusia biasa yang juga memiliki banyak ketakutan dalam hidupnya. Film dokumenter ini penting ditonton tidak hanya untuk mengetahui apa siapa Ozzy Osbourne, tapi secara umum dapat digunakan untuk memahami bahwa secara eksistensial, manusia seringkali lebih rumit dari apa yang kelihatan di permukaan.

Rekomendasi: Bintang Empat

Comments

Popular posts from this blog

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...