Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
18 Ramadhan 1434 H
Project X (2012) adalah film komedi yang disutradarai oleh Nima Nourizadeh. Film tersebut bercerita tentang tiga orang bernama Thomas (Thomas Mann), Costa (Oliver Cooper), dan J.B. (Jonathan Daniel Brown) yang mengadakan pesta dalam rangka ulang tahun Thomas, namun kemudian berujung pada kerusuhan massal yang melibatkan media, polisi, hingga tim taktis (SWAT). Project X menarik karena menggunakan first person view. Kita, para penonton, menyaksikan pesta ulang tahun Thomas lewat kamera dari Dax yang juga terlibat dalam pesta. Memang jadinya Project X terasa seperti film yang dibuat secara sederhana, namun justru hal tersebut memberikan efek realistis, seolah-olah pesta ulang tahun Thomas tersebut benar-benar terjadi dan direkam oleh handycam.
Namun mungkin efek kamera itu adalah satu-satunya yang menjadi kelebihan Project X. Sisanya, film tersebut tidak punya sesuatu yang dapat disebut sebagai istimewa. Ceritanya standar, tentang kegilaan anak muda yang mengadakan pesta di luar kendali. Kita bisa bayangkan: ada banyak perempuan seksi, ada adegan seksual, ada banyak orang mabuk, ada kehancuran disana dan disini. Konfliknya pun tidak istimewa: Kenyataan bahwa rumah yang digunakan untuk pesta adalah rumah orangtuanya yang sedang tidak ada di tempat, lalu ketidaksetujuan para tetangga yang rumahnya terkena bising, serta sedikit bumbu-bumbu romansa yang tidak berkualitas. Film ini sama sekali tidak direkomendasikan kecuali sedang ingin tertawa sejenak dan sudah itu dilupakan selamanya.
Rekomendasi: Bintang Satu

Comments
Post a Comment