Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri. Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...
18 Ramadhan 1434 H
Project X (2012) adalah film komedi yang disutradarai oleh Nima Nourizadeh. Film tersebut bercerita tentang tiga orang bernama Thomas (Thomas Mann), Costa (Oliver Cooper), dan J.B. (Jonathan Daniel Brown) yang mengadakan pesta dalam rangka ulang tahun Thomas, namun kemudian berujung pada kerusuhan massal yang melibatkan media, polisi, hingga tim taktis (SWAT). Project X menarik karena menggunakan first person view. Kita, para penonton, menyaksikan pesta ulang tahun Thomas lewat kamera dari Dax yang juga terlibat dalam pesta. Memang jadinya Project X terasa seperti film yang dibuat secara sederhana, namun justru hal tersebut memberikan efek realistis, seolah-olah pesta ulang tahun Thomas tersebut benar-benar terjadi dan direkam oleh handycam.
Namun mungkin efek kamera itu adalah satu-satunya yang menjadi kelebihan Project X. Sisanya, film tersebut tidak punya sesuatu yang dapat disebut sebagai istimewa. Ceritanya standar, tentang kegilaan anak muda yang mengadakan pesta di luar kendali. Kita bisa bayangkan: ada banyak perempuan seksi, ada adegan seksual, ada banyak orang mabuk, ada kehancuran disana dan disini. Konfliknya pun tidak istimewa: Kenyataan bahwa rumah yang digunakan untuk pesta adalah rumah orangtuanya yang sedang tidak ada di tempat, lalu ketidaksetujuan para tetangga yang rumahnya terkena bising, serta sedikit bumbu-bumbu romansa yang tidak berkualitas. Film ini sama sekali tidak direkomendasikan kecuali sedang ingin tertawa sejenak dan sudah itu dilupakan selamanya.
Rekomendasi: Bintang Satu
Comments
Post a Comment