Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri. Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...
14 Ramadhan 1434 H
Coffee and Cigarettes (2003) adalah film garapan sutradara Jim Jarmusch yang isinya terdiri dari sebelas film pendek dengan warna hitam putih. Kesebelas film yang masing-masing berjudul Strange to Meet You, Twins, Somewhere in California, Those Thing's Kill Ya, Renée, No Problem, Cousins, Jack Shows Meg His Tesla Coil, Cousins?, Delirium, dan Champagne sama-sama menjadikan kopi dan rokok sebagai latar percakapannya. Nama-nama terkenal semisal Roberto Benigni, Bill Murray, Tom Waits, Iggy Pop, Cate Blanchett, Jack White, Alfred Molina dan Steve Coogan ikut ambil bagian dalam Coffee and Cigarettes yang isinya lebih didominasi dialog yang absurd dan nihilistik a la Jarmusch.
Tidak ada yang kelihatan istimewa dalam film Coffee and Cigarettes. Isinya hanya tentang orang-orang yang duduk berbincang ditemani kopi dan rokok. Topik-topik yang dibicarakan mereka adalah hal yang remeh temeh dan tidak serius sama sekali. Misalnya, tentang dua orang kawan yang berjumpa tapi tidak ada yang mau dibicarakan dan hanya rindu saja; tentang dua orang tua yang satu mengingatkan bahaya rokok sedangkan satu lagi enggan mendengarkan; tentang dua orang yang merayakan berhentinya mereka dari rokok dan kopi dengan cara merokok dan meminum kopi; tentang pelayan yang terus menerus ingin mengisi kopi seorang perempuan yang duduk sendiri di kafé dalam rangka menarik perhatiannya, dan sebagainya.
Jarmusch, seperti biasa, punya kesenangan untuk menampilkan keseharian dengan segala absurditasnya. Ia tidak sedang menggurui kita mengenai suatu filsafat mendalam yang terkandung dalam kopi dan rokok. Coffee and Cigarettes menampilkan kopi dan rokok apa adanya ia dalam keseharian kita -yang justru menimbulkan renungan bagaimana sebenarnya kedua benda tersebut berkontribusi untuk mengisi jeda diantara dua orang yang berjumpa-.
Rekomendasi: Bintang Empat
Tidak ada yang kelihatan istimewa dalam film Coffee and Cigarettes. Isinya hanya tentang orang-orang yang duduk berbincang ditemani kopi dan rokok. Topik-topik yang dibicarakan mereka adalah hal yang remeh temeh dan tidak serius sama sekali. Misalnya, tentang dua orang kawan yang berjumpa tapi tidak ada yang mau dibicarakan dan hanya rindu saja; tentang dua orang tua yang satu mengingatkan bahaya rokok sedangkan satu lagi enggan mendengarkan; tentang dua orang yang merayakan berhentinya mereka dari rokok dan kopi dengan cara merokok dan meminum kopi; tentang pelayan yang terus menerus ingin mengisi kopi seorang perempuan yang duduk sendiri di kafé dalam rangka menarik perhatiannya, dan sebagainya.
Jarmusch, seperti biasa, punya kesenangan untuk menampilkan keseharian dengan segala absurditasnya. Ia tidak sedang menggurui kita mengenai suatu filsafat mendalam yang terkandung dalam kopi dan rokok. Coffee and Cigarettes menampilkan kopi dan rokok apa adanya ia dalam keseharian kita -yang justru menimbulkan renungan bagaimana sebenarnya kedua benda tersebut berkontribusi untuk mengisi jeda diantara dua orang yang berjumpa-.
Rekomendasi: Bintang Empat
Comments
Post a Comment