Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
17 Ramadhan 1434 H
Ben-Hur -meski barangkali sulit untuk dikonsumsi oleh generasi penikmat film hari ini oleh sebab durasinya yang amat panjang- merupakan salah satu film terpenting dalam sejarah sinema Hollywood. Adegan pertarungan chariot antara Ben-Hur dan Messala ditampilkan dengan spektakuler dan memikat tidak hanya bagi jamannya saja, tapi mungkin juga oleh kita yang menyaksikannya sekarang. Tema biblikal yang diusungnya pun dibuat sedemikian rupa agar muncul sedikit saja dalam film tapi mengena. Film ini mungkin terlalu naif bagi mereka yang tidak berminat dengan tema-tema religius. Tapi lepas daripada dogma yang ditawarkannya, secara estetika, Ben-Hur masuk kategori film yang harus ditonton.
Ben-Hur (1959) adalah film tentang seorang Yahudi bernama Judah Ben-Hur (Charlton Heston). Petualangan Ben-Hur tersebut bermula dari ia menjadi budak di kapal perang Romawi hingga kemudian ia sanggup bangkit menantang Messala, seorang Roma, untuk bertarung di arena balapan kereta perang (chariot). Petualangan tersebut digambarkan oleh sutradara William Wyler dalam durasi 3 jam 31 menit. Tak hanya mengenai Judah Ben-Hur dan aksi-aksinya, film Ben-Hur juga mengandung pesan religius yang kuat berkaitan dengan Kristianitas (Ben-Hur hidup di masa Yesus Kristus hidup dan ia menyaksikan sendiri penyaliban Sang Mesias).
Ben-Hur meraih 11 Piala Oscar dan hanya bisa ditandingi puluhan tahun kemudian oleh Titanic (1997) dan The Lord of The Rings: The Return of The King (2003). Film yang dibuat berdasarkan novel berjudul Ben-Hur: A Tale of The Christ karangan Lew Wallace tersebut merupakan film dengan biaya produksi termahal pada jamannya. Komposisi musik dari Miklós Rózsa ikut melengkapi film Ben-Hur yang konon dibuat sebagai bentuk jawaban atas tuduhan terhadap film-film Hollywood yang pada masa itu dianggap tidak mendidik.
Ben-Hur -meski barangkali sulit untuk dikonsumsi oleh generasi penikmat film hari ini oleh sebab durasinya yang amat panjang- merupakan salah satu film terpenting dalam sejarah sinema Hollywood. Adegan pertarungan chariot antara Ben-Hur dan Messala ditampilkan dengan spektakuler dan memikat tidak hanya bagi jamannya saja, tapi mungkin juga oleh kita yang menyaksikannya sekarang. Tema biblikal yang diusungnya pun dibuat sedemikian rupa agar muncul sedikit saja dalam film tapi mengena. Film ini mungkin terlalu naif bagi mereka yang tidak berminat dengan tema-tema religius. Tapi lepas daripada dogma yang ditawarkannya, secara estetika, Ben-Hur masuk kategori film yang harus ditonton.
Rekomendasi: Bintang Lima
Comments
Post a Comment