Skip to main content

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

30hari30film: Rear Window (1954)

12 Ramadhan 1434 H


Bukan Alfred Hitchcock namanya, jika film garapannya tidak membuat penonton tertegun lama pasca layar ditutup. Rear Window (1954), sebagaimana umumnya karya-karya Hitchcock, film yang diperkuat oleh akting James Stewart dan Grace Kelly ini memberi siksaan ketegangan maupun kepenasaranan nyaris di sepanjang filmnya yang berdurasi satu jam 49 menit. Ending dari film kemudian tidak memberikan suatu kesempatan bagi audiens untuk menghela napas. Ada perasaan sesak karena jawaban yang sama sekali tidak memuaskan.

Rear Window bercerita tentang seorang fotografer bernama L.B. "Jeff" Jefferies (James Stewart) yang mengalami kecelakaan ketika ia memotret balapan mobil. Akibat kecelakaan tersebut, satu kakinya harus digips dan ia tidak bisa banyak beraktifitas. Satu-satunya hal yang menghibur ia setiap hari adalah memandangi aktivitas tetangga-tetangganya di seberang yang banyak diantaranya membiarkan kaca depannya terbuka sehingga mudah untuk diamati. Jeff kemudian menemukan kejanggalan pada tetangganya yang bernama Lars Thorwald. Jeff dan kekasihnya, Lisa Fremont (Grace Kelly), memutuskan untuk mengikuti kecurigaan mereka dengan lebih intensif mengamati Thorwald yang mereka duga telah menghilangkan nyawa istrinya sendiri. 

Rear Window, meski secara permukaan tampak sederhana, namun ternyata mengundang sejumlah analisis termasuk dari sutradara pelopor gaya French New Wave, François Truffaut yang melihat film tersebut sebagai simbol antara audiens dan layar sinema. Ada pula yang menginterpretasikan bahwa tetangga-tetangga yang dilihat oleh Jeff adalah representasi bawah sadarnya -Para analis Hitchcock kerap mengaitkan film-filmnya dengan psikoanalisis termasuk di antaranya Psycho dan The Birds-. Rear Window adalah film yang bisa dinikmati oleh publik luas dari mulai yang awam film hingga yang senang berkerut kening. 

Rekomendasi: Bintang Tiga

Comments

Popular posts from this blog

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...