Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
8 Ramadhan 1433 H
The Buddha: The Story of Siddhartha adalah film dokumenter garapan
David Grubin yang dinarasikan oleh Richard Gere. Berdurasi 112 menit, film ini
berkisah tentang perjalanan hidup Siddhartha
Gautama mulai dari lahir, remaja,
menikah, pergi dari istana, mencari jatidiri, tercerahkan di pohon Boddhi, mendapatkan murid, hingga hari
kematiannya. Film ini tidak membosankan karena sutradara sanggup meramu antara narasi; pengakuan dari berbagai orang
seperti Dalai Lama, Mark Epstein, William
Stanley, Nick Offerman serta beberapa bhiksu
Buddha; latar masyarakat India
dan Nepal;
serta animasi yang menarik.
Film dimulai dengan narasi Richard Gere mengenai kelahiran Siddhartha sekitar
2500 tahun silam di perbatasan India
dan Nepal.
Sebelum melahirkan, sang ibu mendapatkan mimpi yang aneh berkaitan dengan
seekor gajah putih. Menurut juru tafsir mimpi, itu artinya sang ibu akan
mempunyai anak lelaki yang kelak menjadi seorang pemimpin besar atau ahli
spiritual. Sang ayah, yang ingin Siddhartha menjadi pemimpin besar,
“menyekapnya” di dalam istana. Ia dilarang keluar agar tidak menyaksikan
pahitnya dunia. Namun di
suatu hari, ia keluar bersama kusir kuda dan mengalami empat penglihatan yaitu:
orang tua, orang
sakit, orang mati, dan orang yang hidup bertapa. Keseluruhan
penglihatan itu membuat dirinya memutuskan untuk meninggalkan istana dan hidup
tanpa wisma.
Merujuk pada juru tafsir mimpi tadi, Siddhartha mengambil jalan menjadi ahli
spiritual.
Buddha atau sering diartikan
sebagai “Yang Terbangun”, digambarkan dalam film dokumenter ini dengan cukup
lengkap. Fakta sejarah dan mitos
tentangnya diceritakan secara komprehensif sehingga dirasa cukup objektif dan
tidak ada maksud menggurui. Yang terpenting dari film The Buddha: The Story of Siddhartha ini adalah penekanan ajaran
Buddha yang bukan terletak pada asketisme (penyiksaan tubuh sendiri secara berlebihan).
Beberapa kali dititikberatkan bahwa menjadi Buddha adalah berarti menjalani
kehidupan sebagaimana adanya, atau dalam istilah sang Buddha sendiri: Menerima
bumi, bukan menolak apalagi menguasainya. Film ini sangat direkomendasikan bagi
mereka yang mau mengenal Buddha dan ajarannya untuk kali pertama.
Rekomendasi: Bintang Empat

Comments
Post a Comment