Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
Sebelum saya memutuskan untuk menikah di tahun 2012, ada perasaan takut oleh sebab kehidupan yang tak lagi heroik. Heroik semacam apa yang saya maksudkan? Begini, ketika jomblo, saya rajin sekali berkomunitas dan melakukan segala-gala yang disenangi seperti main musik suka-suka, menulis suka-suka, dan ikut kegiatan filsafat suka-suka. Bagi saya, itulah heroisme: suatu sikap penuh pengorbanan demi sesuatu yang apa itu namanya, kehidupan, ataupun kebenaran. Saya takut, ketika saya menikah, jadinya saya hanya jadi mementingkan keluarga (rela melakukan apa yang tidak disukai, yang penting sejahtera), sehingga namanya bukan lagi heroik, melainkan pragmatik.
Namun seiring dengan usia pernikahan yang terus bertambah, makna heroik kemudian bagi saya turut bergerak. Begini, jika saya mengatakan bahwa menikah berarti meninggalkan jiwa kepahlawanan yang harusnya saya curahkan untuk kehidupan, demi istri dan anak yang konon lebih sempit dan pragmatik, saya sekarang mendebat: tidakkah mereka (istri dan anak itu), adalah kehidupan juga? Malah pikiran saya lama-lama berkebalikan, dari tadinya cari ilmu setinggi-tingginya agar dibagikan pada masyarakat seluas-luasnya, sekarang hanya berharap, agar ilmu tersebut khususnya bermanfaat untuk anak saya sendiri. Karena saya sekarang punya pikiran: Bahwa dunia bukan tentang yang membentang dari kutub utara ke kutub selatan. Dunia adalah segala pengalaman yang kita gauli beserta seluruh isinya.
Sekarang saya sudah merasa heroik, lebih dari ketika masa-masa sebelum menikah. Karena saya malah secara konkrit: menafkahi kehidupan.
Sumber gambar: https://mystrongmedicine.wordpress.com/2014/06/15/my-father-my-hero-2/

Comments
Post a Comment