Skip to main content

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Alex Ferguson - Biografi Saya: Lebih dari Sekadar Manajer Sepakbola



Saya bukan orang yang silau dengan buku-buku yang dipajang di bagian khusus di sebuah toko buku. Malah saya selalu berusaha mencari sudut-sudut gelap dengan harapan dapat menemukan buku yang aneh. Atas alasan itu pula -selain karena memang bukan penggemar tim sepakbola Manchester United- , saya tidak terlalu tertarik dengan buku Alex Ferguson - Biografi Saya yang kerap ditempatkan di bagian depan Gramedia. Ternyata tanpa harus membelinya, buku tersebut sampai ke tangan saya sebagai tanda kasih setelah menjadi narasumber di komunitas film Layarkita. Batin saya mengatakan begini ketika menerimanya, "Oh, ternyata saya tidak alergi buku best-seller, asal gratis."

Buku tersebut, tanpa diduga, ternyata menarik. Sering sekali saya berniat membaca satu paragraf, jadinya sebab; membaca sebab, jadinya tiga bab. Untuk buku setebal 397 halaman, saya termasuk cukup cepat menyelesaikannya -jika ditotal, mungkin perlu 24 jam saja-. Alasan buku tersebut menarik mungkin saja sangat subjektif:

  • Buku ini menarik karena menyuguhkan pendapat-pendapat Sir Alex tentang berbagai hal mulai dari David Beckham, Cristiano Ronaldo, Ruud van Nistelrooij, Roy Keane, hingga rivalitasnya dengan Wenger, Mourinho, serta klub Liverpool. Cara penuturan Sir Alex sangat melompat-lompat dan tidak bisa fokus membahas satu hal saja. Misalnya, ketika dia sedang membahas suatu pertandingan, ia menyebut nama satu pemain bernama Denis Irwin. Kemudian pembahasan berlanjut menjadi tentang Denis Irwin dan cerita mengenai pertandingan tadi tidak dilanjutkannya. Artinya apa? Lompatan-lompatan kisah tersebut hanya menarik bagi penggila bola. Jika tidak, akan sangat kebingungan. Bagi saya, makin sering Sir Alex berpendapat, makin bagus -dan itu tidak masalah jika dia harus berlompatan-.
  • Sebagai orang yang sedang menulis sebuah biografi seorang tua, saya sadar bahwa sudah banyak hal yang dialami oleh mereka. Wajar jika pikirannya tidak selalu sistematis dan memori demi memori muncul secara samar untuk kemudian ia berkata, "ah, sebentar, saya ingat bagian ini!" Atas dasar itu pula, menjadi mudah bagi saya untuk menikmati biografi sang manajer.
  • Menurut saya alasan ini sangat berpengaruh: Saya pernah secara serius bermain game Championship Manager musim 96/97 dan itu sangat membantu dalam memahami perkataan-perkataan Sir Alex. Dia banyak bicara tentang Class of '92 yang berisi pemain-pemain binaan Manchester United seperti Nicky Butt, Paul Scholes, David Beckham, Ryan Giggs, dan lain lain, yang kemudian menjadi fondasi tim tersebut hingga beberapa tahun ke depan. Artinya, biografi ini menarik bagi mereka yang mengikuti liga Inggris dan perjalanan Manchester United dari rentang waktu yang cukup panjang. Mungkin akan membosankan bagi mereka pendukung bola yang baru saja bergabung sejak tahun 2008-an.
Selain alasan-alasan subjektif tersebut, tentu saja kenyataan bahwa buku ini diceritakan dalam bahasa yang enak, sama sekali tidak bisa diabaikan. Tidak lupa juga disisipkan sejumlah foto berwarna agar lebih terasa momentum demi momentum yang pernah dialami Sir Alex bersama Manchester United maupun klub sebelumnya, Aberdeen. Ada satu kalimat dalam buku tersebut, yang dikatakan oleh Sir Alex, yang berbunyi seperti ini, "Jangan pernah lupa, bahwa kehidupan itu sendiri lebih besar dari sepakbola." Kalimat tersebut menjadi kunci kebagusan buku ini secara (mendekati) objektif: Sebagaimanapun kita pendukung City, Liverpool, Arsenal, atau Spurs, seorang Sir Alex tetap merupakan manusia inspiratif. Ia adalah seorang loyalis dan pekerja keras yang selalu bergairah hingga usia senjanya. Ia bukan sekadar manajer sepakbola. Sir Alex adalah penikmat hidup sejati.

Comments

Popular posts from this blog

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...