Skip to main content

Komentar atas Madilog (Bab Filsafat)

Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...

Karena Hidupku Seperti Chekov


Semoga kamu tidak bosan jika lagi-lagi saya bercerita tentang orang tua istimewa bernama Awal Uzhara ini. Suatu hari, saya mendapat kabar mengejutkan tentang penyakit stroke yang menyerang Pak Awal. Yang mengherankan kemudian adalah keputusan dari istrinya, Ibu Susi Magdalena, yang tetap pergi ke Rusia selama tiga bulan sesuai rencana awalnya untuk semacam kepentingan studi. Maksudnya, sedemikian tegakah Ibu Susi meninggalkan sang suami yang sudah tua dan sedang sakit? 

Kepergian Ibu Susi adalah hal yang sungguh sulit untuk dibayangkan karena bapak saya pernah berkata bahwa, "Mamah pergi sebentar saja, dua atau tiga hari, saya sudah banyak kebingungan." Mungkin memang begitu, jika sudah berpasangan, akan ada ketidakseimbangan ketika yang satu pergi meskipun sebentar. Apalagi untuk kasus ini, sang suami butuh dukungan besar tidak hanya moral, tapi juga bantuan-bantuan konkrit seperti dibantu bangun dari tidur, ke belakang, makan, dan sebagainya.

Namun kadang kita tidak bisa terlalu cepat melakukan penilaian tanpa memahami seluk beluknya. Sampai suatu hari saya mendapat kesempatan untuk bertanya langsung pada Pak Awal yang sepertinya sedang bergelut dengan kesendirian, "Pak, kok rela membiarkan Ibu Susi pergi ke Rusia?" Sebenarnya itu jenis pertanyaan yang sudah dihaluskan. Pertanyaan sebenarnya adalah, "Pak, kok sampai hati Ibu Susi pergi meninggalkan Bapak?" Namun beliau sambil tersenyum berkata, "Karena saya merasa hidup saya seperti Anton Chekov." 

Kemudian seperti kebiasaannya, Pak Awal melanjutkan ceritanya dengan panjang lebar, "Istri Chekov, Olga Knipper adalah seorang pemain teater ternama di Moskow. Ia tengah berada di puncak karier ketika Chekov mengalami sakit tuberkulosis di ujung hidupnya. Suatu hari Chekov memutuskan untuk mati dengan cara membuka alat bantu pernapasannya sendiri dan berkata pada dokter, 'Dokter, saya mau mati.'." Begitulah dalam cerita Pak Awal, Chekov memutuskan untuk mengakhiri hidup lebih cepat karena tidak ingin menghambat karir istrinya. Pada titik itu saya mengerti sepenuhnya mengapa Pak Awal rela membiarkan Ibu Susi meninggalkannya tiga bulan untuk mengejar karir. Pak Awal, sebagaimana Chekov, justru ingin mengekspresikan rasa cinta yang adiluhung pada Ibu Susi, yakni: Cinta yang membebaskan.

Comments

Popular posts from this blog

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...