Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
21 Ramadhan 1434 H
Jackie Brown adalah film ketiga yang disutradarai oleh Quentin Tarantino. Tarantino, seperti biasa, menyukai tema kriminal dan kekerasan yang ditampilkan dengan visualisasi a la film "kelas B". Meski terkesan murahan, film-film Tarantino tidak lantas kehilangan pengakuan baik dari penggemar maupun kritikus. Terbukti Jackie Brown meraih keuntungan besar secara finansial dan salah satu aktornya, Robert Forster, dinominasikan meraih Piala Oscar tahun 1998 untuk Aktor Pendukung Terbaik.
Jackie Brown bercerita tentang Jackie Brown (Pam Grier), perempuan yang berupaya untuk menyelundupkan uang pada pedagang senjata bernama Ordell Robbie (Samuel L. Jackson). Kemudian situasi menjadi pelik ketika Jackie tertangkap oleh detektif bernama Ray Nicolet (Michael Keaton) dan Mark Dargus (Michael Bowen). Ia menjadi bagian dari permainan besar antara Ordell, Ray dan Mark sendiri, plus Max Cherry (Robert Forster) dan Louis Gara (Robert de Niro). Upaya transaksi antara Jackie dan Ordell yang harusnya sederhana dan cepat, menjadi rumit dan berdarah.
Jackie Brown, sebagaimana film Tarantino, punya kekuatan salah satunya pada dialog. Dialog yang dimaksud bukan dialog yang penuh makna, melainkan justru dialog yang seolah-olah spontan dan terjadi dalam keseharian -istilah gampangnya, Tarantino lancar sekali menampilkan bagaimana orang saling mengobrol itu apa adanya-. Jackie Brown juga merupakan bukti kelihaian Tarantino tidak hanya dalam urusan penyutradaraan tapi juga penulisan skenario. Melihat estetikanya di awal film yang terkesan murahan, kita mungkin akan mengira Jackie Brown adalah film simpel yang tidak jauh dari urusan kriminal dan kekerasan. Mungkin sisi itu ada benarnya, tapi nilai seni yang ditawarkan Tarantino pun tidak kalah tingginya -secara visual, akting, dan pengembangan cerita yang menjadi rumit-.
Rekomendasi: Bintang Tiga

Comments
Post a Comment