Cerita Sahur adalah kumpulan e-mail pribadi yang dikirimkan pada kekasih saya, N, setiap harinya selama Ramadhan 2025. Beberapa akan diunggah di blog atas seizin N.
Ini adalah surat imajiner untuk Kang D, mantan suami N:
Kang D,
Kalau manggil A, rasanya terlalu akrab ya, soalnya kita belum pernah bertemu. Saya suka kepoin IG Akang, senang sekali melihatnya. Cita-cita saya juga ingin jadi musisi, Kang. Dulu pernah belajar gitar klasik dan jazz, tapi ya manggung seadanya saja, banyak yang jauh lebih jago, terutama anak-anak muda sekarang, hehehe. Jadi pas lihat Akang, wah keren sekali, bisa mengejar passion sampai ke Bali.
Kang D, ini N—yang biasa Akang panggil dengan apa ya—sekarang, Insya Allah, saya yang menjaganya. Akang bisa tenang mengejar cita-cita Akang. Walaupun hati N sudah banyak luka dari masa lalu, saya menerima segala kurang lebihnya. Saya pun bukan tanpa kesalahan. Pernah menikah dua kali, keduanya gagal, jadi sudah pasti pernah punya pengalaman menggoreskan luka di hati seorang perempuan.
Begitu juga dengan Baby O, Insya Allah saya jaga. Setiap akhir pekan, dia datang ke rumah saya. Baby O sering sekali mengingat Daddy, katanya “pelawak,” suka tertawa sendiri kalau ingat lelucon bapaknya. Ah, anak ini baik dan pintar, tak akan melupakan bapaknya meski sudah lama tak ada kabar. Sudahlah, Kang, jangan terlalu dipikirkan, Akang kejar saja cita-cita, mengamen dari satu tempat ke tempat lain di Pulau Dewata.
Anak ini sepertinya berbakat dalam sejarah dan geografi. Dia sering mengobrol dengan saya tentang Perang Dunia dan ibu kota negara-negara di dunia. Saya sempat memberinya topi dengan simbol palu arit, dan dia pakai ke mana-mana, sampai akhirnya ibunya melarang, takut ditangkap tentara.
Kang D, kalau suatu saat nanti Akang sedang beristirahat dari manggung dan hati sedang lapang, sesekali mungkin bisa menjenguk Baby O. Kalau soal N, saya paham, pasti tidak bisa langsung, karena masih ada rasa kesal di sana. Tapi kalau boleh saya sampaikan, kalau Baby O bisa tumbuh baik dan pintar sampai hari ini, sehat walafiat, itu semua berkat ibunya yang bekerja dari pagi sampai malam, banting tulang, jungkir balik, agar bisa menyediakan ayam kesukaan Baby O setiap hari.
Kang D, meskipun sekarang mereka sudah saya jaga sebisa mungkin, semoga Akang tetap menyempatkan doa untuk keselamatan N dan Baby O. Sebesar apa pun kekesalan dan kekecewaan Akang, mereka berdua pernah menjadi bagian dari hidup Akang selama belasan tahun. Semoga Akang juga selalu dalam lindungan dan keselamatan.
Comments
Post a Comment