Skip to main content

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Cerita Sahur untuk N #20

Cerita Sahur adalah kumpulan e-mail pribadi yang dikirimkan pada kekasih saya, N, setiap harinya selama Ramadhan 2025. Beberapa akan diunggah di blog atas seizin N.

 

Ini adalah surat imajiner untuk Kang D, mantan suami N:


Kang D, 

Kalau manggil A, rasanya terlalu akrab ya, soalnya kita belum pernah bertemu. Saya suka kepoin IG Akang, senang sekali melihatnya. Cita-cita saya juga ingin jadi musisi, Kang. Dulu pernah belajar gitar klasik dan jazz, tapi ya manggung seadanya saja, banyak yang jauh lebih jago, terutama anak-anak muda sekarang, hehehe. Jadi pas lihat Akang, wah keren sekali, bisa mengejar passion sampai ke Bali. 

Kang D, ini N—yang biasa Akang panggil dengan apa ya—sekarang, Insya Allah, saya yang menjaganya. Akang bisa tenang mengejar cita-cita Akang. Walaupun hati N sudah banyak luka dari masa lalu, saya menerima segala kurang lebihnya. Saya pun bukan tanpa kesalahan. Pernah menikah dua kali, keduanya gagal, jadi sudah pasti pernah punya pengalaman menggoreskan luka di hati seorang perempuan. 

Begitu juga dengan Baby O, Insya Allah saya jaga. Setiap akhir pekan, dia datang ke rumah saya. Baby O sering sekali mengingat Daddy, katanya “pelawak,” suka tertawa sendiri kalau ingat lelucon bapaknya. Ah, anak ini baik dan pintar, tak akan melupakan bapaknya meski sudah lama tak ada kabar. Sudahlah, Kang, jangan terlalu dipikirkan, Akang kejar saja cita-cita, mengamen dari satu tempat ke tempat lain di Pulau Dewata. 

Anak ini sepertinya berbakat dalam sejarah dan geografi. Dia sering mengobrol dengan saya tentang Perang Dunia dan ibu kota negara-negara di dunia. Saya sempat memberinya topi dengan simbol palu arit, dan dia pakai ke mana-mana, sampai akhirnya ibunya melarang, takut ditangkap tentara. 

Kang D, kalau suatu saat nanti Akang sedang beristirahat dari manggung dan hati sedang lapang, sesekali mungkin bisa menjenguk Baby O. Kalau soal N, saya paham, pasti tidak bisa langsung, karena masih ada rasa kesal di sana. Tapi kalau boleh saya sampaikan, kalau Baby O bisa tumbuh baik dan pintar sampai hari ini, sehat walafiat, itu semua berkat ibunya yang bekerja dari pagi sampai malam, banting tulang, jungkir balik, agar bisa menyediakan ayam kesukaan Baby O setiap hari. 

Kang D, meskipun sekarang mereka sudah saya jaga sebisa mungkin, semoga Akang tetap menyempatkan doa untuk keselamatan N dan Baby O. Sebesar apa pun kekesalan dan kekecewaan Akang, mereka berdua pernah menjadi bagian dari hidup Akang selama belasan tahun. Semoga Akang juga selalu dalam lindungan dan keselamatan.

Comments

Popular posts from this blog

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...