Skip to main content

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Cerita Sahur untuk N #1


Cerita Sahur adalah kumpulan e-mail pribadi yang dikirimkan pada kekasih saya, N, setiap harinya selama Ramadhan 2025. Beberapa akan diunggah di blog atas seizin N.  

Hai, sayang, Ramadhan selalu b ajah buat kita yang enggak puasa, dan malah menyulitkan karena harus susulumputan. Tapi enggak bisa dipungkiri, bagi aku, mungkin bagi kamu juga, bahwa bulan puasa selalu menyimpan cerita, karena ritme hidup yang berbeda, dan ada hal-hal yang dipaksakan untuk menderita bersama (sahur, nahan laper), sehingga dalam arti tertentu yah, menjadi momen kedekatan bersama keluarga. 

Tahun ini kita tanpa keluarga yah, kalau keluarga yang dimaksud adalah keluarga batih (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Bulan puasa lalu aku sama P, tetapi umur pasangannya gak sampe lebaran. Aku menghabiskan malam takbiran di Ult bareng B dan J. 

Tahun lalu kamu masih bareng A. Aku bisa membayangkan kamu pergi kerja, pulang langsung nyiapin makan untuk Baby O dan suami, untuk lalu tidur cepat supaya bangun lebih awal, nyiapin sahur. Semua itu aku bayangkan, kamu jalani dengan gembira, karena kepercayaan yang kamu sandarkan pada kebahagiaan bernama keluarga. 

Btw aku tahu kamu bukan tipe pemasak biasa. Kamu pemasak yang ngulik, mau coba resep baru, mau mencoba terus sampai enak. Bukan untuk siapa-siapa, selain membuat anak dan suamimu betah. Itu sebabnya kehancuran rumah tangga membuatmu gak mau masak lagi. Sebelas tahun memasak untuk pasangan sudah lebih dari cukup. Kamu gak mau mengingat masa-masa itu lagi. 

Ramadhan ini kita bersama-sama merayakannya secara unik. Suatu "keluarga" yang diikat oleh murni rasa peduli satu sama lain, bukan dipaksakan oleh suatu institusi bernama pernikahan. Kita tidak tinggal bareng, pun saat ini gak berkontak sering-sering. Tetapi kita sama-sama tahu, Ramadhan ini kita sama-sama. 

Di sini aku sendiri, gak puasa, gak ada momen sahur, gak ada momen bukber, sama U maupun A. Aku mengingat masa-masa Ramadhan bersama Papap, Mamah, dan Engkang, ketika aku mulai berani untuk gak sahur lagi (karena nantinya gak akan puasa juga), dengan menempelkan kertas di pintu kamar: "Sudah sahur, jangan dibangunin". 

Tidak bisa dipungkiri bahwa batinku merindu masa-masa bareng mereka. Aku membayangkan kamu juga ada di sini, bareng Mamah Papap, dan mereka pasti menyukai kamu, meski kamu melabeli diri sebagai orang yang malas ngeblend di momen keluarga. No, kamu adalah menantu yang baik. Pasti senang masak-masakan Jepang sama Mamah, bikin odeng dan sukiyaki, sambil Baby O diajarin bahasa Jepang. Papap senang ke mal, nyoba-nyoba makanan enak (makanya gula darahnya gak pernah stabil), dan pasti bisa ngobrol banyak sama kamu. Apalagi Papap juga senang nyinyir. 

Kenangan tidak pernah hanya sebentuk imajinasi kosong. Kenangan, kata Kahlil Gibran, adalah sebentuk perjumpaan.

Comments

Popular posts from this blog

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...