Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri. Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...
Bunuh Diri Seneca (1871) karya Manuel Dominguez Sanchez diambil dari sini . Seneca (4 SM - 65) adalah pemikir Romawi yang juga sekaligus penasihat dari Nero, kaisar Romawi yang terkenal tiran dan kejam. Seneca menulis sejumlah karya termasuk tragedi Medea , Thyestes , dan Phaedra , serta pemikiran filosofi yang beberapa diantaranya dituangkan ke dalam buku berjudul Naturales Quaestiones dan surat-surat berjudul Epistulae Morales ad Lucilium . Secara garis besar, pemikiran Seneca adalah tentang stoisisme, suatu aliran pemikiran yang mengajarkan untuk berjarak dari "keinginan", "kehendak", dan "kecenderungan" sebagai cara untuk mencapai ketenangan batin dalam tujuannya mencapai kebahagiaan ( eudaimonia ). Orang-orang stoik biasanya cenderung tenang, bahkan dingin - seperti tidak memiliki emosi - sebagai cara mereka untuk tidak terlalu terlibat secara berlebihan dengan hidup. Namun di sisi lain, Seneca adalah orang dengan kekayaan berlimpah. Ia m...