Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2025

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Cerita Sahur untuk N #20

Cerita Sahur adalah kumpulan e-mail pribadi yang dikirimkan pada kekasih saya, N, setiap harinya selama Ramadhan 2025. Beberapa akan diunggah di blog atas seizin N.   Ini adalah surat imajiner untuk Kang D, mantan suami N: Kang D,  Kalau manggil A, rasanya terlalu akrab ya, soalnya kita belum pernah bertemu. Saya suka kepoin IG Akang, senang sekali melihatnya. Cita-cita saya juga ingin jadi musisi, Kang. Dulu pernah belajar gitar klasik dan jazz, tapi ya manggung seadanya saja, banyak yang jauh lebih jago, terutama anak-anak muda sekarang, hehehe. Jadi pas lihat Akang, wah keren sekali, bisa mengejar passion sampai ke Bali.  Kang D, ini N—yang biasa Akang panggil dengan apa ya—sekarang, Insya Allah, saya yang menjaganya. Akang bisa tenang mengejar cita-cita Akang. Walaupun hati N sudah banyak luka dari masa lalu, saya menerima segala kurang lebihnya. Saya pun bukan tanpa kesalahan. Pernah menikah dua kali, keduanya gagal, jadi sudah pasti pernah punya pengalaman menggor...

Cerita Sahur untuk N #16

Cerita Sahur adalah kumpulan e-mail pribadi yang dikirimkan pada kekasih saya, N, setiap harinya selama Ramadhan 2025. Beberapa akan diunggah di blog atas seizin N. Percakapan imajiner dengan O, putra N, ceritanya di suatu masa ketika dia mulai dewasa:  "O, gimana, kamu jadi kasih bunga dan kue untuk Haliza?"  "Iya, dia senang sekali! Katanya belum pernah ada laki-laki seperhatian ini sama dia."  "Oh ya?"  "Iya, tapi O gak percaya kata-kata nya. Kan dia habis jalan sama cowok. Mungkin dia katakan juga hal yang sama pada cowok itu."  "Mungkin saja, O, tapi mungkin juga dia sungguh-sungguh mengatakan hal demikian pada O." "Tapi, bagaimana kita tahu mana yang benar mana yang tidak, Om?"  "O, cinta bukan sains, kita tidak bisa membuktikannya secara pasti. Tapi karena tidak bisa dibuktikan sepenuhnya itu, kita kadang cuma bisa meyakininya."  "Gimana maksudnya, Om?"  "Kamu tahu, Mami adalah orang yang tida...

Cerita Sahur untuk N #3

Cerita Sahur adalah kumpulan e-mail pribadi yang dikirimkan pada kekasih saya, N, setiap harinya selama Ramadhan 2025. Beberapa akan diunggah di blog atas seizin N.   N, kekasihku, Tapi apa itu cinta? Aku gak ngerti. Apa arti "aku mencintaimu"? Aku juga gak ngerti. Mungkin ungkapan2 seperti itu nyaris gak ada maknanya, sama seperti kita mengatakan "semua udah ada yang ngatur" atau "sabar nanti juga ada hikmahnya".  Dalam filsafat, pernyataan semacam demikian disebut pernyataan etis (bermuatan moral) atau bisa disebut juga pernyataan estetis (bermuatan keindahan) yang tidak punya truth value. Beda dengan pernyataan semacam "hari ini hujan" atau "di dompetku ada uang 5000" punya truth value karena bisa dicek kebenarannya.  Tapi, apakah sungguh2 pernyataan "aku mencintaimu" gak punya truth value?  Kita bisa artikan statement itu macam-macam:  aku mencintaimu = aku mau kita saling melengkapi dalam pelanggengan private property (E...

Cerita Sahur untuk N #1

Cerita Sahur adalah kumpulan e-mail pribadi yang dikirimkan pada kekasih saya, N, setiap harinya selama Ramadhan 2025. Beberapa akan diunggah di blog atas seizin N.   Hai, sayang, Ramadhan selalu b ajah buat kita yang enggak puasa, dan malah menyulitkan karena harus susulumputan. Tapi enggak bisa dipungkiri, bagi aku, mungkin bagi kamu juga, bahwa bulan puasa selalu menyimpan cerita, karena ritme hidup yang berbeda, dan ada hal-hal yang dipaksakan untuk menderita bersama (sahur, nahan laper), sehingga dalam arti tertentu yah, menjadi momen kedekatan bersama keluarga.  Tahun ini kita tanpa keluarga yah, kalau keluarga yang dimaksud adalah keluarga batih (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Bulan puasa lalu aku sama P, tetapi umur pasangannya gak sampe lebaran. Aku menghabiskan malam takbiran di Ult bareng B dan J.  Tahun lalu kamu masih bareng A. Aku bisa membayangkan kamu pergi kerja, pulang langsung nyiapin makan untuk Baby O dan suami, untuk lalu tid...