Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri. Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...
Untuk istriku, Ibu Rumah Tangga yang hebat:
LELAKI DAN KURCACI
Kurcaci kurcaci
Kemanakah kalian?
Handukku berantakan, siapa gerangan yang mau membereskan?
Kurcaci kurcaci
Piring kotor beronggokan, menimbulkan bau tidak sedap
Kemanakah kalian?
Kok setiap hari aku tunggu tak juga dicuci
Kurcaci kurcaci
Aku mencari bajuku yang hilang
Biasanya mudah ditemukan diantara tumpukan
Aku lihat seprai yang kusut
Tepiannya lepas lepas sampai tak lagi berbunyi gedebuk setiap aku lempar sisir di atasnya
Kemanakah kalian?
Apakah sudah enggan untuk membantuku lagi?
Oh iya, kurcaci, tahukah kalian, istriku kemana?
LELAKI DAN KURCACI
Kurcaci kurcaci
Kemanakah kalian?
Handukku berantakan, siapa gerangan yang mau membereskan?
Kurcaci kurcaci
Piring kotor beronggokan, menimbulkan bau tidak sedap
Kemanakah kalian?
Kok setiap hari aku tunggu tak juga dicuci
Kurcaci kurcaci
Aku mencari bajuku yang hilang
Biasanya mudah ditemukan diantara tumpukan
Aku lihat seprai yang kusut
Tepiannya lepas lepas sampai tak lagi berbunyi gedebuk setiap aku lempar sisir di atasnya
Kemanakah kalian?
Apakah sudah enggan untuk membantuku lagi?
Oh iya, kurcaci, tahukah kalian, istriku kemana?
Comments
Post a Comment