Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri. Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...
Michael Corleone, seperti yang diperankan Al Pacino dalam film The Godfather , adalah sosok yang mendapat penghargaan sebagai salah satu iconic villain oleh American Film Institute. Pemilihan Michael sebagai villain mungkin tidak disetujui semua orang. Bagi saya sendiri, ia seorang jagoan, ia protagonis. Michael adalah family man sekaligus juga tragic hero . Ini bukan interpretasi saya yang berlebihan, tapi tidakkah dalam film, Michael memang digambarkan sebagai seorang tokoh utama? Tidakkah kerajaan Corleone, dengan tetek bengek bisnis "haram" di luar sana, tetap digambarkan sebagai keluarga yang hangat dan menjunjung tinggi harga diri? Di film yang lain ada Travis Bickle (Diperankan dengan luar biasa oleh Robert de Niro dalam film Taxi Driver ). Travis adalah seorang supir taksi yang punya kegelisahan akan lingkungan sekitar. Ia merasa bahwa ia harus merubah keadaan. Keterbatasannya sebagai seorang supir taksi tidak menjadi persoalan. Travis membeli senjata, menembaki si...