Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
Beberapa minggu lalu, kawan saya dirujak di Twitter akibat membandingkan nasib dirinya dengan Blackpink. Kawan saya itu bisa dikatakan sebagai orang yang serius belajar musik: multi instrumentalis, bisa aransemen dan komposisi, serta mendalami sejarah dan teori musik. Ia diserang netijen, utamanya oleh pendukung Blackpink, karena menganggap bahwa kelompok musik Korea itu masih muda-muda, kemampuan musiknya biasa aja, tetapi bisa kaya raya. Sementara ia, yang serius mendalami musik, uangnya tidak seberapa (kira-kira begitu). Rata-rata serangan yang tertuju pada dia berkaitan dengan ketidaksesuaian "adu nasib": Blackpink juga berusaha keras, mereka juga mati-matian dalam belajar musik. Mungkin luaran musiknya beda, tetapi hal tersebut tidak mengabaikan kenyataan bahwa antara teman saya dan Blackpink ya sama-sama berjuang juga. Intinya, tidak usah mengeluh lah . Harus diakui bahwa level rujakan itu cukup keras. Saya sendiri heran mengapa bisa demikian ya para pendukung pop-pop ...