Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
Hari-hari belakangan ini, saya sedang disibukkan dengan menulis biografi seorang sutradara senior bernama Awal Uzhara. Saya datang ke rumahnya seminggu dua atau tiga kali untuk mendengarkan bagaimana beliau bercerita tentang sejarah kehidupannya. Dari pengalaman menuliskan biografi itu, saya belajar sesuatu tentang hakikat sejarah. Pertama, dari kenyataan bahwa Pak Awal sendiri sering memilah mana yang pantas dimasukkan ke dalam sejarah dan mana yang sebaiknya dibuang saja untuk kemudian lenyap bersama semesta. Artinya, mencatat sejarah dari penutur pertama itu belum tentu bisa menggambarkan kejadian sebenarnya. Apalagi penutur yang sudah estafet hingga beberapa generasi. Harus diakui bahwa orang yang mengalami sejarah apapun, ketika itu ditransfer pada orang lain, tidak akan bisa persis akurat dengan kejadian sebenarnya baik secara detail peristiwa maupun perasaan ketika mengalami. Kang Ghani, seorang sejarawan asal UNPAD pernah berkata sesuatu tentang bagaimana ketidakmungk...