Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2012

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Surat untuk Lajang

Jang, Jika mengenangmu saya selalu senang karena minum es teh selalu ngutang. Tidak ada perasaan dosa kalaupun tak dibayar karena kamu anak muda tak kenal dosa. Kamu anak muda hanya tahu gembira dan berkata-kata. Berkata-kata tentang apa saja yang lewat di depanmu ketika duduk bercengkrama di sebuah foodcourt hanya dengan rokok dan teh botol: Perempuan, kakek tua, perempuan, minuman, perempuan, makanan, bapak-bapak, dan perempuan. Jang, Mari mengenang lebih jauh ketika kamu dan dua orang kawan susumputan di kuburan. Mengisap Djarum Coklat sambil celingukan sebagai bentuk aksi bentrok pertama dengan norma-norma. "De, darimana pulang sekolah kok sore amat," tanya Mamah. Kata kamu, "Kerja kelompok, Mah, di rumah si Kautsar!" Sekarang akan saya kasitahu kamu, Jang. Ibumu tahu kamu bohong, selalu tahu! Tapi wajahmu yang lugu dengan celana biru terlalu mengharukan untuk ditampiling. Jang, Mari dengan asyik mengenang masa malam mingguan. Yang lain senang-senang, kamu mah g...

Sederhana

  "Before a man studies Zen, to him mountains are mountains and waters are waters; after he gets an insight into the truth of Zen through the instruction of a good master, mountains to him are not mountains and waters are not waters; but after this when he really attains to the abode of rest, mountains are once more mountains and waters are waters." Untaian kalimat di atas adalah koan Zen yang cukup terkenal. Sebelum dibahas, saya mengingatkan diri pada novel yang dibaca sekitar dua atau tiga tahun lalu, sebuah mahakarya dari Ernest Hemingway berjudul The Old Man and The Sea (1952). Novel tidak terlalu tebal itu ceritanya sangat sederhana, tentang nelayan tua bernama Santiago yang pergi melaut setelah 84 hari tanpa menangkap ikan satu pun. Di hari ke-85, ia berhasil menangkap dua ikan marlin besar yang sekaligus juga menarik perhatian hiu-hiu untuk ikut bersantap. Santiago berjuang, bertarung melawan si hiu demi mempertahankan tangkapannya. Ceritanya begitu saja. Yang jadi p...

10 Commandments of The Mafia: Ketika Made-Man Wajib Cinta Keluarga

    Beberapa hari yang lalu, seorang kawan bernama Iqbal nge- whatsapp saya dengan foto di atas plus pesan yang bunyinya, "Mau beli?" Tanpa pikir panjang saya balas, "Mau." Apa alasan saya tidak berpikir panjang? Karena saya sedang keranjingan nonton film-film mafia dalam kurun tiga bulanan terakhir. Sejak The Godfather, saya memang ketagihan melihat penggambaran mafia oleh film-film lain (Scarface, Donnie Brasco, Goodfellas, The Soprano, The Untouchables, Casino, The Departed, dsb). Selain aksi-aksi berdarah serta intrik-intriknya, saya juga suka bagaimana pencitraan dalam film mafia tentang pria yang "sejati", dalam artian mereka menjunjung tinggi nilai-nilai "universal kaum pria" seperti menepati janji serta menghargai wanita. Para anggota sering disebut sebagai Made Man atau "Pria yang terlantik". Jika sudah menonton film-film di atas, maka pernyataan 10 Commandments of The Mafia ini akan sangat menarik: No one can present himself...