Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
(Hasil diskusi dengan Dwihandono Ahmad yang dituliskan sebagai suplemen kelas Egoisme dan Altruisme dalam Seni Rupa yang diselenggarakan oleh NuArt Sculpture Park bersama Rakarsa Foundation, Sabtu, 25 September 2021) Egoisme dan Altruisme Egoisme dan altruisme merupakan konsep yang sering dipertentangkan dalam koridor etika normatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan berkenaan dengan egoisme dan altruisme, penting kiranya untuk mengulas tentang apa itu etika normatif. Etika normatif ini adalah cabang pembahasan dari etika atau filsafat moral. Selain etika normatif, ada juga meta-etika dan etika terapan. Masing-masingnya dapat dijelaskan dalam uraian singkat berikut ini: Meta-etika adalah cabang kajian etika yang membahas terkait hakikat dari kata “baik”, “wajib”, dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa meta-etika membahas suatu struktur di balik pembahasan mengenai etika. Contoh dalam pernyataan sehari-hari: “Kita terus-terusan membahas apa yang baik, tetapi kata ‘baik’ itu sendiri...