Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2020

Komentar atas Madilog (Bab Filsafat)

Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...

Tentang Diharamkannya Ilmu Filsafat dan Hal-Hal yang Mesti Diingat

  Hampir sebulan yang lalu, seorang kawan tiba-tiba nyolek saya di Instagram, dan menunjukkan konten di atas. Saya tertawa geli saja, karena pemikiran semacam ini tentu saja sudah lumrah. Namun lama kelamaan, tergelitik juga, dan merasa penting untuk menuliskan tentang bagaimana posisi filsafat di abad pertengahan untuk sekadar mengimbangi pendapat tersebut.  Filsafat di abad pertengahan yang dimaksud, bukanlah di Eropa (karena di Eropa masa itu, beberapa aliran filsafat juga "diharamkan", atau lebih halusnya diistilahkan dengan " philosophia ancilla theologiae " atau "filsafat adalah hamba bagi teologi"). Filsafat di abad pertengahan yang dimaksud, adalah filsafat di abad pertengahan dalam konteksnya dengan dunia Islam, yang terbentang dari sekitar abad ke-8 hingga abad ke-14 masehi.  Imam Al-Ghazali pernah menulis buku berjudul Tahafut al-Falasifah atau diartikan sebagai Kerancuan Para Filosof, yang ia tujukan bagi para filsuf sebelumnya seperti Ibn Sin...

Tentang Ta'aruf

Lewat sejumlah postingan teman-teman di postingan di FB, saya tertarik untuk membaca lebih jauh berita tentang pernikahan Rey Mbayang dan Dinda Hauw. Siapakah mereka? Saya sama sekali tidak tahu siapa mereka, namanya pun baru dengar - padahal mereka ini katanya orang sangat terkenal -. Apa yang menarik? Mereka (dan juga media, tentu saja) melabeli pernikahannya dilakukan dalam format ta'aruf, yang kira-kira menunjukkan bahwa apa yang dilakukannya adalah sesuai syari'at Islam, yaitu "pacaran setelah menikah".  Sumber gambar: Instagram @dindahw Artinya, Rey dan Dinda, tidak seperti muda-mudi pada umumnya, yang terlebih dahulu menjalin hubungan dalam rangka saling mengenal - yang biasa disebut pacaran -. Mereka langsung menikah, bermodalkan pengetahuan satu sama lain yang "sedikit", dan lebih banyak berlandaskan keimanan. Pengenalan satu sama lain secara mendalam dilakukan dalam domain pernikahan, dan menjadi sesuai syari'at Islam karena sejalan de...