Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2018

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Jumat Apresiasi Musik: Bereksplorasi Bersama Tesla Manaf

Pada hari Jumat, 16 Februari itu, saya diminta oleh Kang Djaelani untuk mengisi forum bernama Jurasik atau Jumat Apresiasi Musik. Acara yang katanya diadakan setiap bulan di minggu ketiga tersebut diadakan di Jendela Ide, Sasana Budaya Ganesha. Secara umum, Jurasik merupakan forum yang menampilkan berbagai musisi atau kelompok musik untuk kemudian diapresiasi sekaligus ditanggapi.  Pada Jurasik kemarin itu, yang tampil adalah musisi yang lebih dikenal sebagai gitaris jazz, Tesla Manaf. Acara dimulai cukup ngaret karena seperti biasa, menunggu lebih banyak audiens untuk hadir. Setelah acara dibuka oleh Kang Djaelani selaku inisiator dan juga salah satu penanggap, Tesla langsung tampil memainkan bebunyian, berduet dengan pemain drum Rio Abror.  Iya, Tesla tidak bermain gitar. Ia memainkan seperangkat alat yang menghasilkan bunyi-bunyi yang jauh dari kenyamanan. Kita bisa katakan, Tesla tengah memainkan sesuatu yang di luar kebiasaannya. Dari seperangkat alat yang d...

Definisi Seni yang Kubaca dan Kudengar

  Kata manusia yang tinggal di gua, seni adalah gambaran dan harapan tentang cuaca dan hewan buruan. Kata dramawan Yunani, seni adalah ketika orang kaya memainkan tragedi, dan orang miskin memainkan komedi. Kata Plato, seni adalah ekspresi yang diturunkan dari dunia ide, tempat kita pernah hidup, sebelum lahir ke alam eksistensi ini. Kata Aristoteles, seni adalah segala yang simetris, yang bentuk-bentuknya bisa diukur secara matematis. Kata orang-orang Persia, seni adalah cara untuk mengagungkan kekuasaan sang raja. Kata peradaban Islam, seni adalah kerendahan hati agar ciptaanmu tidak menandingi ciptaan-Nya. Kata Gian Lorenzo Bernini, seni adalah bagaimana kamu bisa memuaskan selera keluarga Medici. Kata Immanuel Kant, seni adalah segala sesuatu yang tidak punya fungsi dan kepentingan. Kata Arthur Schopenhauer, seni adalah cara untuk menyadari, bahwa eksistensi manusia adalah begitu menyedihkan. Kata Friedrich Nietzsche, seni adalah gejolak Dyonisian, yang dalam mabuknya ...