Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Komentar atas Madilog (Bab Filsafat)

Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...

Bahkan Pelacur Pun Enggan

   Pada suatu pertemuan di Facebook, saya berbincang dengan "Sang Maulana" Bambang Q-Anees. Saya, seperti biasa, bertanya hal-hal yang sangat mendasar. B-Q (demikian saya panggil dia), seperti biasa, menjawabnya dengan sangat rumit. Pertanyaan saya sederhana saja, "Bagaimana agar saya dapat menjadi seorang dosen yang baik?" B-Q menjawabnya dengan mengutip satu cerita dalam novel Milan Kundera yang berjudul Book of Laughter and Forgetting , tentang seorang pelacur yang akan melayani tamunya. Ketika tahu bahwa tamu itu adalah seorang intelektual, pelacur itu dipenuhi rasa enggan. Mengapa? Ia tahu, seorang intelektual adalah seorang yang amat membosankan di atas ranjang. Cerita itu ditutup B-Q sampai di sana. Saya tertegun karena merasa tidak mendapat jawaban apa-apa.  Obrolan tersebut berlangsung sekitar dua setengah tahun silam. Sekarang, setelah saya merasakan dua setengah tahun menjadi dosen, kata-kata tersebut lambat laun saya pahami. Saya sadar bahwa menjadi ...