Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2011

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Rasulullah

Ya Muhammad, Rasulullah, ijinkan aku mengajukan sejumlah pertanyaan. Tentang siapa orang-orang yang berada di shaf-mu, dan mana yang bukan. Yaitu mereka, yang bersyahadat, yang bersaksi bahwa engkau adalah utusan-Nya. Masihkah mereka termasuk golonganmu, jika pekerjaan mereka mabuk dan merusak? Masihkah kau berikan syafa'at, jika mengkafirkan sesama berlandaskan dinginnya syari'at? Masihkah kau ridha ia menjadi bagianmu jika tak pernah meneladani gerak tuturmu? Akankah kau dudukkan ia di sampingmu, jika ia mengaku cinta kau semata, tapi menyatakannya sambil membunuhi sesama? Akankah kau doakan dia untuk selamat di akhirat, jika ia rajin shalat tapi membiarkan tetangganya melarat? Akankah kau menyayanginya sepenuh hati, jika ia bertubi-tubi mencari musuh untuk diperangi? Akankah kau membiarkan ia memandang wajahmu, jika bajunya putih sorbannya putih, tapi hati nurani tertimbun nafsu birahi? Ah, terang saja tak akan kau jawab pertanyaan ini. Karena aku disini sedang kau disana. A...

Anak Kandung Kebebasan

What you get and what you see Things that don't come easily Feeling happy in my vein Icicles are in my brain (Black Sabbath - Snowblind ) Lirik itu, dan beberapa lirik sejenis, sekarang-sekarang tengah mewarnai kuping saya selama menyetir. Dulu saya cuma bisa dengar lagu macam itu di pemutar kaset atau paling banter laptop. Sekarang dengan fasilitas tape mobil yang bisa dicoloki USB, makin seringlah saya mendengar band-band favorit saya dari tahun 1970-an yang kebanyakan bergenre rock . Mereka bagi saya terdengar satu suara tentang satu hal: kebebasan. Lirik Black Sabbath di atas tengah membicarakan kokain, barang haram paling halal di masa itu. Di era psikedelik dimana obat-obatan adalah sumber inspirasi paling jernih dalam berkarya, lirik-lirik pemujaan terhadap kokain, LSD, ataupun mariyuana adalah lumrah tercetus dari band-band masa itu. Ah, jangankan liriknya, sebetulnya ada yang menarik dari mendengarkan musik-musik mereka. Betul-betul, beberapa diantaranya sanggup mengajak s...

Alun-Alun Tahrir

Bangunkan aku di Alun-Alun Tahrir Kala ufuk siap menyingsingkan kebenaran Sesungguhnya aku dan kau tadinya khaos Tapi pemberontakan menyatukan kita dalam kosmos Mari jatuhkan tirani Cuma Tuhan yang boleh berlama-lama di 'arasy Anehnya, doa pemberontak dan Mubarak persis sama: "Ya Allah, hanya Engkaulah yang sanggup mengkudeta pemimpin Mesir!"

Peta Besar Filsafat: Antara Thales dan Konfusius

"Alam semesta ini terbuat dari air." -Thales (624 SM - 546 SM) "Jangan lakukan apa yang tidak ingin orang lain lakukan kepadamu." - Konfusius (551 SM - 479 SM) Meski keduanya hidup sejaman, tidak ada cerita bahwa Thales dan Konfusius pernah berjumpa dan berkenalan. Keduanya sibuk mengurusi negerinya sendiri, tak ada cerita bahwa keduanya sempat pelesiran menyeberangi pulau apalagi benua. Thales berasal dari Yunani, meskipun beberapa pendapat tak sepakat ia persis lahir di Yunani. Karena tempatnya berpijak dinamakan Miletos, atau wilayah yang menjadi bagian dari Asia Kecil, atau malah disebut-sebut sebagai cikal bakal Turki. Dalam sudut pandang geografis hari ini, berarti jelas Thales lebih dekat ke "Timur". Namun geografis barangkali tak penting-penting amat bagi dunia filsafat Barat dari dulu hingga sekarang. Yang terpenting adalah klaimnya: bahwa Thales adalah bagian dari peradaban Yunani. Yakni peradaban yang dikatakan sebagai "cikal bakal lahirn...