Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
Pada tanggal 1 dan 2 Mei kemarin, saya datang ke dua kota secara berurutan yaitu ke Tangerang dan Jakarta. Adapun tujuan kedatangan tersebut adalah terkait keberadaan forum pengkaji filsafat di masing-masing kota: Di Tangerang ada forum Ngobrol Sambil Ngopi yang diselenggarakan di Agano Coffee, sementara itu di Jakarta, tepatnya Jakarta Selatan, ada forum Diskusi Rabuan yang diinisiasi Gereja Komunitas Anugerah di Diskusi Kopi - Ruang Berbagi. Meski berasal dari dua undangan yang berbeda, namun akibat tanggal diskusi yang berdekatan, saya merangkumnya dalam satu kegiatan bernama "Gerilya Filsafat" - terinspirasi oleh Kang Ary Juliyant, musisi, yang menyebut proyek musik kelilingnya dengan istilah "Gerilya Musik" -. Atas gerilya dua hari yang menyenangkan tersebut, saya akan menuangkannya dalam catatan-catatan berikut ini: Hari Pertama Waktu: Selasa, 1 Mei 2018 Forum: Ngobrol Sambil Ngopi Tema: Kita, Cita, dan Kota Tempat: Agano Coffee, Jalan Daan M...