Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2016

Makanya, Mikir! (2025): Cara Populer Menghidupkan Neoliberalisme Intelektual dan "Filsafat Babi"

Makanya, Mikir! karya Cania Citta dan Abigail Limuria telah menjadi salah satu buku nonfiksi yang paling disukai oleh pembaca muda dalam beberapa bulan terakhir. Semangat logika, rasionalitas, dan berpikir kritis adalah pilar dalam buku ini. Sebuah seruan yang menyejukkan di tengah wacana publik yang penuh dengan perselisihan politik dan emosi. Namun, di balik ajakan yang baik itu, ada masalah: buku yang menyerukan ajakan “berpikir kritis” ini justru hampir tak pernah menjadi objek pikiran kritis itu sendiri.  Penerimaannya di tempat umum menunjukkan paradoks yang menarik. Buku ini segera disambut sebagai bacaan yang cerdas tanpa perlu diuji berkat branding intelektual para penulisnya, dua figur yang terkenal di media sosial karena sikap rasional dan ilmiah mereka. Ulasan di toko buku online dan media sosial nyaris semuanya memuji. Di sinilah ironi itu muncul: sebuah buku yang mengajak untuk tidak mudah percaya , justru diterima karena kepercayaan penuh terhadap otoritas...

Jalan Sunyi Pegiat Literasi

Satu lagi toko buku bagus tutup. Kemarin Reading Lights, sekarang Lawang Buku. Anehnya, keduanya adalah toko buku yang tidak sekadar toko: keduanya mempunyai semangat memajukan literasi secara umum. Reading Lights kita tahu, mereka pernah secara rutin memfasilitasi kelompok yang dinamakan dengan writer's circle . Mereka berkumpul setiap minggu untuk menulis dan kemudian membacakan hasil tulisannya pada peserta yang lain untuk diapresiasi. Walau saya baru datang ke komunitas ini dua kali dan itupun sekitar lima tahun silam, tapi kenangan atasnya begitu membekas.  Semangat Lawang Buku dalam memajukan literasi tampil dalam diri individu, sang pemilik kios, Kang Deni. Kita bisa datang ke Lawang Buku (yang letaknya di Baltos) dan mendapat ragam informasi mengenai buku yang dipajang. Kang Deni pernah berbagi tips, "Penjual buku yang baik harus mengerti produknya. Ia juga harus rajin membaca." Dapat kita bayangkan: Lawang Buku tidak menjual buku-buku biasa. Sebagai contoh, ...