Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...
Satu lagi toko buku bagus tutup. Kemarin Reading Lights, sekarang Lawang Buku. Anehnya, keduanya adalah toko buku yang tidak sekadar toko: keduanya mempunyai semangat memajukan literasi secara umum. Reading Lights kita tahu, mereka pernah secara rutin memfasilitasi kelompok yang dinamakan dengan writer's circle . Mereka berkumpul setiap minggu untuk menulis dan kemudian membacakan hasil tulisannya pada peserta yang lain untuk diapresiasi. Walau saya baru datang ke komunitas ini dua kali dan itupun sekitar lima tahun silam, tapi kenangan atasnya begitu membekas. Semangat Lawang Buku dalam memajukan literasi tampil dalam diri individu, sang pemilik kios, Kang Deni. Kita bisa datang ke Lawang Buku (yang letaknya di Baltos) dan mendapat ragam informasi mengenai buku yang dipajang. Kang Deni pernah berbagi tips, "Penjual buku yang baik harus mengerti produknya. Ia juga harus rajin membaca." Dapat kita bayangkan: Lawang Buku tidak menjual buku-buku biasa. Sebagai contoh, ...