Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2016

Komentar atas Madilog (Bab Filsafat)

Tetapi memakai Engels buat penunjuk jalan, bisalah kita terhindar dari kekacauan dan membuang-buang waktu. Engels, sekarang terkenal sebagai co-creator, sama membangun, dengan Marx, sebetulnya dalam filsafat banyak sekali meninggalkan pusaka. Karl Marx terkenal sebagai bapak Dialektis Materialisme dan Surplus Value, yakni Nilai-Ber-Lebih, nilai yang diterbitkan oleh buruh, tetapi dimiliki oleh kapitalis. Engels, pendiam, pembelakang, selalu berdiri di belakang kawannya Marx, tetapi setia dan jujur, meneruskan mengarang "Das Kapital", yang belum habis ditinggalkan Marx, karena ia meninggal. Engels sendiri menulis beberapa buku berhubung dengan filsafat "Anti Duhring" dan "Ludwig Feurbach" sejarah dan ekonomi. Tan Malaka menempatkan Friedrich Engels sebagai sosok kunci dalam menuntun manusia keluar dari kekacauan berpikir mistik menuju pemahaman filsafat yang ilmiah dan materialis. Dengan menyebut Engels sebagai “penunjuk jalan,” ia menegaskan pentingnya p...

Antara Performing Art, Ilmu Komunikasi, dan Pertunjukkan yang Cutting Edge (Sebuah Catatan untuk Mahasiswa)

Harus diakui, ilmu komunikasi merupakan semacam ilmu yang tidak mempunyai kejelasan akar dan buah (filsafat ilmu menyebutnya dengan ketidakjelasan epistemologi). Atas dasar itulah, ilmu komunikasi dapat dijejali oleh bidang-bidang mulai dari filsafat, politik, ekonomi, budaya, teknologi, hingga seni.  Begitupun dengan program studi ilmu komunikasi di kampus saya, ada mata kuliah yang dinamai dengan performing art . Tentu saja, awalnya saya skeptis dengan mata kuliah ini. Seni, yang bagi saya merupakan sesuatu yang adiluhung, mengapa harus tunduk pada ilmu yang menurut hemat saya, amat pragmatis? Singkat cerita, sebagai dosen yang mengampu mata kuliah tersebut, saya jalani saja sambil meraba-raba dalam kegelapan. Silabus ada, tapi masih terlalu umum. Sepertinya performing art di program studi kami lebih diarahkan pada bagaimana menjadi seorang penghibur ( entertainer ) handal, karena terdapat juga pelajaran seperti pengelolaan kesan, hubungan dengan media, dan manajemen even. M...

Victorian - The Journey: Symphonic Metal Bernuansa Religi

Tanggal 24 Maret kemarin, di sebuah kafe yang sedang mengadakan acara musik jazz, saya disodori sebuah album CD dengan deskripsi sebagai berikut: Sampulnya bergambar perempuan bermain biola, mengenakan gaun hitam, dengan latar belakang kastil. Melihat tipografi yang digunakan untuk menuliskan nama band ini, yaitu Victorian, sudah dapat diperkirakan bahwa jenis musik yang diusungnya adalah metal. Pun jika melihat judul-judul lagunya yang mengandung kata-kata seperti " sorrow ", " lie ", " enemy ", " weak ", kita bisa tahu bahwa kemungkinan besar memang metal-lah musik yang dibawakannya. Singkat cerita, saya diminta untuk me- review album berjudul The Journey ini. Makan waktu lebih dari satu bulan untuk me- review album ini. Bukan semata-mata karena saya sok sibuk, melainkan kenyataan bahwa referensi saya tentang musik metal ini biasa-biasa saja. Mungkin iya sedari kecil saya suka Metallica dan pernah menyaksikan langsung pertunjukkan li...