Dune adalah film garapan David Lynch yang merupakan kerjasama
pertamanya dengan aktor Kyle MacLachlan. MacLachlan ini kelak akan tampil di
sejumlah film Lynch termasuk serial Twin Peaks. Dune
diambil dari novel dengan judul yang sama karangan Frank Herbert. Meski gagal
di pasaran, film Dune termasuk dalam
kategori cult yang digemari karena
estetikanya yang agak surealistik. Tak lama setelah kemunculan filmnya, Dune muncul dalam format video game yang cukup populer.
Dune mengambil latar waktu masa depan. Berkisah tentang perebutan kekayaan alam bernama spice melange yang bisa membuat orang yang mengonsumsinya bisa mengalami perjalanan astral, panjang
umur, dan punya perluasan kesadaran. Sumber dari spice melange itu adalah planet bernama
Arrakis yang dikuasai oleh Kaisar Shaddam Corrino IV (Paul Ferrer). Rempah-rempah yang berada di
planet Arrakis terancam diperebutkan oleh dua kubu yaitu Kubu Atreides dan Kubu
Harkonnen. Harkonnen –yang dipimpin oleh Baron Vladimir Harkonnen (Kenneth
McMillan)- secara militer lebih kuat, namun Atreides punya putra mahkota yang
punya visi kenabian bernama Paul Atreides (Kyle MacLachlan). Paul dinantikan oleh orang-orang
Fremen yang menghuni planet Arrakis. Konon, Paul
inilah yang kelak akan menyelamatkan para Fremen dari gejolak konflik di
planetnya.
Proses penggarapan film ini
diakui Lynch kurang menggembirakan. Bahkan ia sendiri mengaku kurang puas
dengan hasilnya. Dalam versi film Dune
tertentu, ia menghilangkan nama dirinya sebagai sutradara dan menggantinya
dengan Alan
Smithee –nama yang biasa dipakai bagi sutradara yang kecewa karena proses
kreatifnya banyak diintervensi-. Walhasil, Dune memang lebih terasa seperti B-movie ketimbang film epik luar angkasa
lainnya seperti Star Wars
(Sebetulnya, Lynch sendiri nyaris ditawari untuk menyutradarai Star Wars VI: Return of Jedi).
Namun film ini bisa dinikmati
barangkali jika pertama, terbiasa dengan film-film cult. Kedua, memahami estetika Lynch yang memang surealistik dan
kadang absurd, misalnya: Sumber kekuatan tembakan para Fremen yang akan
maksimal jika meneriakkan kata, “Mu’adib!” Jika tidak memenuhi dua syarat di
atas, mungkin kita akan cukup sulit mengapresiasi Dune. Film ini kurang seru untuk genre action, kurang canggih untuk genre science fiction, kurang dramatis untuk genre drama, dan kurang
rumit dari segi skenario (terlalu mudah ditebak). Akting para pemainnya pun
biasa-biasa saja. Film ini bagi sutradara sekelas David Lynch -yang sudah
melahirkan film sureal jempolan semacam Eraserhead,
Elephant Man, Blue Velvet, ataupun The Lost
Highway- boleh dibilang suatu kegagalan.
Rekomendasi : Bintang Dua Setengah
0 comments: